IBU KURANG IMAN (?)

Salam Jumpa Bapak Ibu Pembaca, Berikut adalah artikel yang berisi renungan teruntuk seorang ibu
IBU KURANG IMAN (?)


Pernah gak saat ada ibu yang mengeluh atas segala kesusahan mengurus anak terus tiba-tiba ada yang nyeletuk, 

"Ah itu mah kamu aja yang kurang iman."

Atau saat ada ibu mengalami baby blues/post partum depression terus jadi gampang nangis-nangis, jadi benci sama bayi sendiri, jadi benci sama diri sendiri, terus ada yang negur,

"Baby blues mah buat ibu yang kurang iman. Kalo imannya tebel gak bakal kayak gitu."

Atau saat ada ibu lagi gak waras ngurus beberapa balita sekaligus, jadi gampang capek, jadi gampang marah-marah, terus ada yang bilang, 

"Makanya ngaji, biar gak kurang iman."

Nah kalo ada yang pernah berpikir bahwa ibu-ibu yang suka ngeluh, yang baby blues, yang sering kehilangan kontrol dalam mengasuh anak sebagai ibu kurang iman, maka barangkali jawabannya memang IYA. 

IYA. Barangkali kami ini memang kurang iman. Kalau iman itu erat kaitannya dengan ibadah harian, maka ibu-ibu ini memang butuh usaha yang keras agar bisa tetap tebal imannya.

Karena bagaimana lah ibu bisa shalat dengan khusyuk kalo baru rakaat pertama aja dibarengin suara tangis melengking si bayi sampai rakaat terakhir? Atau sepanjang shalat digelayuti balitanya, atau sembari shalat harus sambil mengawasi balita yang tengah aktif merangkak kesana-kemari, atau lagi shalat harus mendengar anak teriak-teriak minta dianterin pup ke toilet?

Bagaimana kah ibu bisa menuntaskan berjuz-juz Al-Quran kalo baru baca satu ayat aja udah anak udah merengek minta ini itu? Diajak tadarus malah mushafnya disobek!

Bagaimana kah ibu bisa sigap bangun shalat malam jika tidurnya paling telat, itu saja tak pernah lelap? Berkali-kali terbangun menyusui, bolak-balik antar anak ke toilet? 

Bagaimana kah ibu bisa dengan nyaman menyimak kajian kalo ndengerin ustadz ceramah sambil kejar-kejaran ngasuh balita? Kadang malah harus pulang duluan saat anak rewel karena gak nyaman duduk tenang berlama-lama.

Ah itu sih pembenaran aja! Kalo niat mah bisa aja!

Well, mau pembenaran atau bukan, ini adalah fakta yang banyak dialami ibu-ibu dengan balita di rumahnya. Apalagi ibu-ibu yang punya dua tiga atau empat balita dalam waktu bersamaan dengan tanpa ART di rumahnya. Atau yang terpaksa harus LDR sama suami sambil ngurus beberapa balita sekaligus. Sudah pasti butuh perjuangan yang keras untuk mempertahankan iman di level yang stabil.

Jadi alih-alih nyinyir menyebut ibu lain kurang iman, hayoklah ikut bantuin menyempurnakan iman para ibu yang kesulitan menjalankan ibadah hariannya ini. 

Percayalah, ibu tidak bisa sendirian menjaga kualitas imannya. Dia butuh bantuan!

Jika kita adalah suaminya, bantulah sebanyak yang bisa kita bantu. Sepulang shalat di mesjid, bergegaslah mengambil alih anak-anak dan menyilakan istri untuk segera shalat. Berikan dia kesempatan shalat dengan tenang. Kalau bisa, beri dia kesempatan membaca selembar dua lembar mushafnya. Ibu yang shalat dan tadarusnya terjaga akan lebih stabil emosinya. 

Kalau bisa lagi, beri dia kesempatan untuk mengikuti kajian dengan tenang tanpa mengasuh anak. Tawarkan diri mengasuh anak-anak di hari libur kita. Satu dua jam yang dia habiskan untuk ikut kajian akan menyegarkan iman dan taqwa nya. Akan berdampak pada ketenangannya mengasuh dan mendidik anak-anak kita juga. 

Ringankan juga tugas rumah tangganya agar istri kita tak kehabisan energi untuk beribadah karena terlalu lelah mengerjakan semua pekerjaan rumah. 

Jika kita adalah tetangganya dan kita tahu ibu ini butuh bantuan mengasuh anak saat dia shalat, datanglah ke rumahnya, tawarkan bantuan menemani anak-anak nya atau menggendong sejenak balitanya. Biarkan dia shalat dengan tenang tanpa khawatir anaknya terabaikan karena tahu ada kita yang menjaga mereka. Siapa tau, dia akan selipkan doa untuk kebaikan kita di penghujung shalatnya. 

Jika kita adalah teman kajiannya, berilah udzur saat teman kita ini terpaksa harus membawa serta anak-anak nya ke kajian karena tak ada yang menjaga. Mungkin suasana kajian akan sedikit lebih semarak dengan suara anak-anak, atau sesekali gaduh karena tangisan mereka. Kalau kita mampu, bisa pula tawarkan untuk ikut menjaga atau mengajak bermain anaknya. Saat merasa disupport dan diterima, ibu dengan anak-anak balita akan lebih bersemangat datang ke kajian. 

Mengasuh anak-anak itu memang sungguh perlu kesabaran ekstra. Bahkan saat iman sedang tebal-tebal nya sekalipun. Jika satu dua kali kita melihat atau mendengar ada ibu yang disebut kurang iman, berilah dia udzur. Nyatanya, seorang ibu bukanlah malaikat yang tak pernah salah. Dan tanpa dilabeli ini itu, dia juga tahu kalo dia bukan ibu yang sempurna. Dia juga akan selalu berusaha memperbaiki diri.

Kita tidak pernah tahu berapa banyak dia menangis menyesali sikap kasarnya pada si anak.

Kita tidak tahu berapa kali dia minta maaf sambil berlinang air mata saat memandangi anaknya yang tengah terlelap. 

Kita tidak mengerti apa yang dirasakannya saat dia ingin jadi orang tua tanpa cela tapi apa daya di sini sana masih banyak kekurangannya. 

Mari saling mendukung satu sama lain, saling menyemangati menjadi ibu yang lebih baik lagi dan lagi. 

Salam hangat untuk semua ibu yang tengah berjuang untuk tetap stabil iman dan taqwa nya. Semoga Allah selalu merahmatimu. 💙

FB Novika Amelia



Pastikan Anda Meninggalkan Komenter di Bawah Artikel Ini Terimakasih
Pahlawan Enter Official :
Facebook : https://www.facebook.com/dedazka
Fanspage : https://www.facebook.com/masdediazka/
Instagram : https://www.instagram.com/dedi4zka/
Twitter : https://twitter.com/dedi4zka
Youtube: http://www.youtube.com/c/DediEkoCahyonoazka/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "IBU KURANG IMAN (?)"