KERESAHAN DIRI


Begitu banyak suara, begitu banyak noise, gemuruh, berdenging, berlalu lalang, begitu banyak duka, begiru banyak nestapa, masyarakatku kini kau menderita ditengah penderitaan yang saya tahu kau semua sudah menderita tapi kini kau makin menderita, bencana yang nyata ini masih saja seperti tidak nyata hanya karena disebabkan oleh carut-marut kepongahan para penguasa.

Setiap saat dalam perenungan yang semakin sering dilakukan, dimana anda hari ini, yang berangkat dengan berjuta-juta pesona menebar benih-benih harapan yang ditunggu. Tapi hari ini koq semua itu terlihat sangat semu. Apa yang terucap dari bibirmu seringkali tak seirama dengan realita didepan mata, tak jarang justru sangat bertentangan.
Banyak sudah yang bertanya-tanya para kaum cerdik cendikia, bahwa ada yang aneh dinegeri ini. Namun kenapa banyak yang seperti tak mengerti sebagian justru menikmati. Entah nalar model apa yang mereka gunakan. Harus seperti itukah, kalau lah boleh meminjam istilah yang sering diceritakan oleh salah satu budayawan bijak CAKNUN. Semenderita apa latar belakang kalian sehingga tega berbuat sedemikian ini, apakah kalian pernah merasakan menderita seperti cerita sengkuni yang harus memakan saudara bahkan kedua orang tuanya demi mempertahankan dan menjaga keutuhan keluarga, hingga muncul pikiran licik dan jahat karenanya. Semenderita apa kalian sehingga teganya kalian masih berbuat lalim ditengan krisis seperti saat ini.

Teganya kalian mengkorupsi haknya para fakir, teganya kalian masih berkoar-koar yang tak berguna bahkan cenderung menimbulkan kegaduhan nasional. Teganya kalian mengulas hal-hal tak penting yang semakin melukai hati rakyat.

Begitu banyak doa yang terlantun berharap adanya perubahan mindset berfikir, tapi rupanya Dia yang maha kuasa punya rencana lain. Bahkan Pasti Dia Punya rencana. Rencana itu adalah keteraturan setelah kekacauan. To Be Continue


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KERESAHAN DIRI"